Aug 21, 2015

Critical Realism perspektif IE



https://www.youtube.com/watch?v=8Y3oVV5KxeU
https://www.youtube.com/watch?v=8Y3oVV5KxeU
Kewirausahaan kelembagaan merujuk pada kegiatan para aktor yang memiliki kepentingan dalam pengaturan kelembagaan tertentu dan menjadi sumber pengaruh untuk menciptakan lembaga baru atau untuk mengubah yang sudah ada. Istilah kewirausahaan kelembagaan selalu dikaitkan pada DiMaggio (1988: 14), yang berpendapat bahwa "lembaga-lembaga baru muncul ketika pelaku secara terorganisir dengan memperhatikan sumber daya yang ada, memaksimalkan kesempatan untuk mewujudkan kepentingan mereka". Aktor-aktor ini menciptakan sistem baru, makna baru, serta fungsi yang berbeda dari lembaga sebelumnya. Peran dari masing-masing “aktor” menjadi kunci sukses kelancaran selama proses perubahan.
Penyebab tindakan aktor menjadi objek dari banyak penelitian untuk memahami lebih lanjut mengenai niatan dari si aktor dalam setiap tindakannya. Banyak teori berpendapat bahwa dalam rangka memahami tindakan aktor, perlu untuk melihat motif yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Pemahaman deterministik memberikan gambaran bahwasanya setiap kelembagaan memiliki pola untuk mereproduksi dirinya sehingga perubahan menjadi sustu keniscayaan. Namun pertanyaannya apakah perubahan tersebut mampu memberikan ekses positif bagi lembaga yang baru? Di sisi lain, aktor harus juga menghadapi persoalan apa yang kita pahammi sebagai paradoks kelembagaan. Dalam pandangan tersebut, sangat penting untuk mengatasi paradoks kelembagaan misal bagaimana perubahan instusional memungkinkan jika niat, tindakan dan rasionalitas aktor dikondisikan oleh lembaga yang ingin dirubah (Battilana and Boxenbaurn, 2004; Dorado,  2005; Seo and Creed, 2002; Holm,  1995).
Kembali pada alasan yang menjadi dasar tindakan aktor, menurut penulis yang kami kaji jurnalnya menjelaskan bahwa dalam melihat tindakan aktor, perlu mengkaji kewirausahaan kelembagaan dengan melihatnya dari sudut pandang critical realism. Critical realism melihat bahwa tindakan manusia dalam melihat kenyataan tidak hanya selesai pada level empiris. Domain empiris hanya akan mereduksi kebenaran ontologis dan epistemologis terhadap kajian yang dimaksud. Dengan kata lain, untuk memahami kebenaran yang hakiki, peneliti harus pula memahami dan mampu mengkorelasikan kebenaran dalam domin empiris dengan domain yang lebih tinggi yaitu domain actual dan domain riil.
Pemaparan di atas memberikan gambaran bahwasanya dalam memahami tindakan aktor, perlu untuk mengkaji landasar –atau dalam critical realism disebut struktur- dari tindakan aktor sehingga aktor mampu secara efektif dan efisien membawa lembaga menuju kepada kelembagaan baru yang mampu memberikan lebih banyak manfaat bukan hanya kepada lembaga itu sendiri tetapi kepada masyrakat dalam struktur sosial yang menjadi tuntutan paradigma ekonomi bahwasanya setiap prilaku bisnis harus mampu menyeimbangkan antara kepentingan profit, planet dan people. 
Dalam kajiannya, Lecca (penulis Jurnal) mengajukan enam langkah, diantaranya adalah : pada bagian pertama, kami menyajikan hal utama dari critical realism. Kami kemudian menggambarkan hal itu untuk mengembangkan poin ini, kedua, garis besar teori non-conflating kelembagaan yang didasarkan pada critical realism. ketiga, kami menunjukkan bagaimana kewirausahaan kelembagaan dapat dikonsep melalui pendekatan itu, sebagai aktor yang menggunakan kekuatan causal struktur yang sudah ada untuk membuat lembaga baru atau sebagai tantangan bagi lembaga yang sudah ada. Ini menjelaskan bagaimana mereka dapat membuat atau mengubah lembaga sebagai bagian dari kelembagaan. keempat, kami menyajikan implikasi metodologis menggunakan critical realism. kelima, kami menyediakan kasus ilustratif yang membuat penggunaan empiris pertama dari model ini. Kami mempelajari bagaimana ARESE berkontribusi melegitimasi dan melembagakan Socially Responsible Investment (profit dan sosial) di Prancis. Kami menunjukkan bagaimana critical realism dapat membantu untuk memahami strategi ini di khususkan untuk penggunaan structure’s causal power, keenam, kita mendiskusikan implikasi dan mengembangkan saran untuk penelitian di masa depan.

No comments:

Post a Comment

Tulisan Baru

Jamur Tiram peluang dan manfaatnya

  Jamur tiram merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh dengan mudah pada media kayu lapuk, dapat dikonsumsi serta bernilai ekonomi. ...