Showing posts with label Kelembagaan. Show all posts
Showing posts with label Kelembagaan. Show all posts

Feb 14, 2016

Usaha Kesehatan Sekolah

Alasan yang mendasar dari semangat yang tertuang dalam SKB 4 menteri dalam pedoman pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diantaranya bahwa anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah kesehatan. Usia sekolah sangat sensitif untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat. Sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan baik. Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai. Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak-anak yang menerapkan wajib belajar. Pendidikan kesehatan melalui anak-anak sekolah sangat efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat umumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiono (2013: pp.184-191) menunjukkan bahwa 78% responden mendukung peran UKS untuk menyampaian informasi kesehatan reproduksi, sedangkan pelaksanaan Trias UKS di sekolah masih kurang. Hasil kajian ini memberikan gambaran bahwasanya peran UKS disekolah bukan lagi hanya sebagai pelengkap, namun menjadi bagian fundamental sebagai bagian dari kerangka besar pendidikan.
Lebih kongkrit UKS ditujukan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik, mencakup : a. menurunkan angka kesakitan anak sekolah. b. meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental maupun sosial. c. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah. d. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah. e. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya.
Sementara saat ini permasalahan kesehatan yang menimpa anak-anak usia sekolah sangat komplek, mulai dari tingginya angka kesakitan setiap bulannya terutama anak usia dini TK dan SD yang ini akan menggangu kesehatan anak-anak didik Dalam kegiatan belajar dan tumbuh kembangnya, lingkungan sekolah berupa sumber air bersih, jamban, pembuangan sampah, toilet, kantin, serta sarana pendukung lainnya , tempat dimana hampir tiap hari 4 - 6 jam anak-anak berkegiatan tampak masih belum banyak mendapat perhatian  dari masyarakat sekitar maupun pihak penyelenggara, kondisi ini juga turut memperburuk kondisi tumbuh kembang anak dan peserta didik dalam mempengaruhi pola hidup sehat dan yang lebih memprihatinkan adalah makanan yang disediakan dikantin sebagai satu satunya tempat anak-anak membeli makanan, masih banyak menyuguhkan jenis mekanan yang kurang memenuhi standar gizi yang dibutuhkan anak-anak seperti hasil kajian oleh Kristianto (2013:pp.489-494) dimana hasil kajiannya menyimpulkan bahwa 71,4% jajanan mengandung formalin. Faktor utama yang menentukan pemilihan jajanan di sekolah mencakup variabel harga, hadiah, ukuran porsi, aroma, dan kebebasan menentukan pilihan sendiri. Hal ini lebih disebabkan oleh pola perilaku para pengelola kantin yang tidak memahami tentang gizi.

Daftar Pustaka:
Budiono, Muhammad Arif. 2013. Peran UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) Dalam Penyampaian Informasi Kesehatan Reproduksi Terhadap Siswa Smp
Negeri X Di Surabaya
. Jurnal Promkes Vol. 1 No. 2. ISSN. 1907-9206
Kristianto, Yohanes. 2013. Faktor Determinan Pemilihan Makanan Jajanan pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 11, Juni 2013.
 

Jan 3, 2016

Konflik Antara Pkl Dengan Dinas Peternakan Depan Pasar Sabtuan Jember



Pedagang kaki lima selalu menjadi dilema dimanapun berada. Keberadaan mereka bukan karena tidak ada alasan, selain memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para pekerja PKL juga merupakan penyumbang devisa negara meskipun sumbangannya tidak sebesar TKI. Konflik yang sering terjadi adalah penggunaan lahan yang bukan merupakan miliknya atau bahkan menggunakan lahan milik umum. Tanggal 20 September 2013, pedagang kaki lima pasar sabtuan mendatangi DPRD Jember untuk mengadukan nasib mereka karena terancam untuk di gusur oleh pihak pemilik lahan dimana dalam hal ini adalah Dinas Pembibitan dan Peternakan Provinsi Jatim. Pembelajaran selayaknya memberikan bekal bagi siswa agar mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan di masyarakat. Pembelajaran Berbasis masalah menjadi model realita kehidupan dengan mengangkat fenomena yang terjadi di masyarakat. Konflik PKL dengan Dinas Peternakan di depan Pasar Sabtuan Jember layak untuk grand tema dalam pembelajaran. Dimana dalam pembelajaran melibatkan bidang ilmu yaitu biologi dan matematika serta bahasa Indonesia. Pembelajaran biologi mempertajam kemampuan siswa dalam menganalisis persoalan ini dari sudut pandang lingkungan. Sementara matematika diharapkan dapat maningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis model dalam bentuk persamaan linier untuk mengkaji keuntungan maksimal dari setiap persoalan yang terjadi. Dari hasil analisis persoalan yang terjadi diketahui bahwa ada 3 persoalan mendasar yang dihadapi PKL. Pertama adalah rendahnya tingkat pendidikan PKL. Kedua minimnya pemahaman tentang hukum dan ketiga adalah minimnnya kemampuan dalam berwirausaha. Persoalan pendidikan dan hukum tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat sehingga persoalan ini menjadi ranah pemerintah dalam menyelesaikannya. Sementara yang bisa dilakukan dalam ranah sekolah adalah bagainama melatih wirausaha PKL agar mampu bersaing. Dalam jangka pendek yang bisa dilakukan adalah melatih PKL agar mampu mengolah hasil panen (yang dijual) menjadi bahan turunan sehingga bisa bertahan lebih lama dan memiliki nilai tambah. Hal ini adalah solusi terbaik mengingat karakter hasil pertanian adalah sangat tergantung musim dan waktu jual. Ketika hasil pertanian menjadi bertahan lama dan bisa meningkatkan nilai jual maka hal itu menjadi sesuatu yang menjadikan PKL bisa bersaing.



Totok Iskandar, S.Pd* dan Dra. Endah Pantjaarsih**
 *       Guru Biologi SMA Negeri 3 Jember
**     Guru Matematika SMA Negeri 3 Jember


 

Kewirausahaan Kelembagaan

Pengantar Kewirausahaan
Badan Pusat Statistik merilis pada bulan September 2014 bahwa kemiskinan di Indonesia mencapai 10,96 %. Dengan demikian, lebih dari 27 Juta jiwa penduduk Indonesia masih hidup dalam kondisi miskin. Pilihan solusi terbaik untuk mengurangi jumlah penduduk miskin menurut Sularto (2010) adalah dengan membekali masyarakat melalui pendidikan berbasis kewirausahaan. Pendapat Sularto sudah pernah dilontarkan oleh Lanstron (2005:30) bahwasanya kewirausahaan harus diberi porsi yang besar jika ingin membekali pendidik agar menjadi sumber utama dalam kemajuan industri.
Dua pendapat di atas bukannya mengabaikan kemampuan psikomotor yang terkait dengan kemampuan malakukan kerja maupuan kemampuan dalam kaitannya dengan intelektual, tetapi lebih pada memberikan kemampuan penyeimbang agar kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dilengkapi dengan kemampuan berwirausaha sehingga hasil (produk) dari kombinasi kemampuan afektif, kognitif dan psikomotor mampu di tawarkan dan dipasarkan dengan lebih baik dan mampu memberikan lapangan pekerjaan minimal bagi dirinya. Hasil akhir dari perjalanan panjang ini adalah kemampuan menyediakan lapangan pekerjaan yang akan memberi dampak pada berkurangnya masyarakat miskin yang ada dinegara kita ini.
Manfaat lain dari adanya pendidikan kewirausahaan adalah mengubah salah satu paradigma negatif yang ada di masyarakat yaitu, paradigma yang berorientasi mencari pekerjaan, bukan menciptakan pekerjaan. Salah satu upaya yang dilakukan banyak pihak termasuk pemerintah, dunia usaha dan lembaga pendidikan adalah bagaimana mengubah paradigma tersebut dari berorientasi mencari pekerjaan menjadi menciptakan peluang pekerjaan baru. Perubahan paradigma ini penting untuk dibangun dan dikembangkan. Selain fokus dalam menciptakan upaya pemecahan krisis masalah ketenagakerjaan dan pengangguran tetapi juga mengembangkan potensi kemampuan sumber daya manusia yang mandiri dan berpijak diatas kemampuan sendiri serta ikut memberikan sumbangsih bagi tingkat pertumbuhan ekonomi dan kualitas pembangunan bangsa Indonesia.
Langkah selanjutnya dalam mengurangi kemiskinan adalah memfungsikan diri dalam lembaga yang telah dibangunnya. Bukan berhenti, tetapi terus memperbaiki diri. Salah satu langkah kongkrit adalah dengan memerankan diri sebagai bagian dari institutional entrepreneurships atau kewirausahaan kelembagaan.
Henrekson and Sanandaji (2010) misalnya menjelaskan bahwa interaksi antara lembaga dan kewirausahaan tidak terbatas pada politik kewirausahaan. Kewirausahaan pasar produktif juga dapat mengubah regulasi di lapangan dan menciptakan peluang baru bagi kewirausahaan politik. Seperti yang terjadi di Inggris, misalnya, tidak hanya mendorong Revolusi Industri, mereka beradaptasi dengan cepat dengan teknologi dan metode produksi baru yang diperkenalkan oleh pengusaha pasar. Pemahaman inilah sebagai gambaran nyata relasi antara kewirausahaan dengan kelembagaan yang mampu menciptakan kelembagaan baru sebagai hasil dari penggabungan keriwausahaan dan kelembagaan dalam bingkai kewirausahaan kelembagaan atau ada yang menyebutnya dengan kewiralembagaan.

Sep 5, 2015

Kepemimpinan-hasil riset yang terlupakan

Kepemimpinan selalu diakaitkan dengan pemimpin. Makna kata “kepemimpinan” erat kaitannya dengan makna kata “memimpin”. Kata memimpin mengandung makna kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu organisasi sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kouzes (2007:8) menjelaskan tentang kepemimpinan adalah bagaimana dapat merebut peluang untuk memberi solusi terbaik pada orang lain dan membimbing mereka untuk mencapai tujuan yang sangat menantang. Kouzes menitik beratkan pada solusi yang bisa diberikan kepada karyawan ketika ada persoalan yang terjadi. Solusi yang ditawarkan sebisa mungkin mampu membawa organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Lebih lanjut Kouzes (2007:15) membatasi kepemimpinan pada prilaku bukan sifat yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah bagaimana pemimpin tersebut berprilaku ketika ada masalah yang dihadapi oleh organisasi yang dia pimpin. 

Robbins (2013 : 368) memberikan arti kepemimpinan sebagai berikut: kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran. Target utama dari setiap organisasi adalah tujuan awal yang telah dicanangkan. Kemampuan Pemimpin menjadi tidak bisa diabaikan jika keinginan dalam mencapai tujuan menjadi suatu keharusan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin akan menjadi penentu sehingga setiap individu dalam organisasi tersebut mampu memfungsikan diri sesuai dengan porsi dan posisinya masing-masing secara maksimal. Dalam buku yang berbeda Robbins (2013:300) memaknai kepemimpinan dari sudut pandang manajerial. Robbin mendefinisikan pemimpin sebagai seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dan yang memiliki otoritas manajerial. Otoritas yang dimiliki manajer, kemudian dilimpahkan dalam bentuk taggung jawab yang dibebankan kepada karyawan/bawahan, dan tanggungjawab tersebut yang harus diselesaikan oleh karyawan. Pencapaian tujuan perusahaan adalah tergantung penyelesaian tanggung jawab yang dibebankan kepada karyawan tersebut. 

Hal senada juga disampaikan oleh Schermerhorn (2010:306) yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk memberikan pemahaman dan persetujuan tentang apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya, dan proses memfasilitasi individu maupun kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks pemahaman ini, kepemimpinan memberikan pemahaman kepada karyawan tentang persoalan yang perlu dilakukan serta bagaimana melakukan kegiatan dalam pencarian solusi untuk mencapai tujuan organisasi. Sepintas pemahaman Schermerhorn tentang kepemimpinan memang mengesankan hanya pada “pemahaman” secara konseptual, namun lebih lanjut seorang pemimpin diwajibkan juga untuk memberikan “cara” atau solusi yang jelas tantang persoalan-persoalan, tata kerja dan langkah kongkrit dalam setiap persoalan yang dihadapi di perusahaan. Tujuan akhir atas peran kepemimpinan adalah pencapaian tujuan yang menjadi target perusahaan. Sedangkan menurut Tucker dalam Syafarudin (2002:49) mengemukakan bahwa kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi atau mendorong seseorang atau sekelompok orang agar bekerja secara sukarela untuk mencapai tujuan tertentu atau sasaran dalam situasi tertentu. 

Dalam aspek kepemimpinan sebagai pemberi inspirasi, Schermerhorn (2010:321) mengelompokkan kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu : kepemimpinan karismatik, kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional. 

Secara teoritis dan empirik telah banyak dikaji dan dijelaskan mengenai peran kepemipinan dalam berbagai aspek dan sudut pandang. Riset banyak menyimpulkan bahwa kepemimpinan banyak menjadi faktor penentu keberhasilan baik dalam skala kecil aupun besar, celakanya, semua riset yang dihasilkan hanya menjadi tumpukan kertas usang yang ditata dimasing-masing universitas, tanpe pernah diterapkan dilembaga yang ada di bangsa ini.

ref : silahkan email me

Peran MSDM bagi perusahaan-sebuah pengantar


Persoalan sumber daya manusia masih menjadi pusat perhatian bagi suatu organisasi atau perusahaan untuk dapat bertahan di era globalisasi yang diiringi dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi atau perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Neo (2011:2) menyebutkan bahwa sebuah organisasi bisa menjadi yang terbaik jika semua persoalan HRD dipraktekkan dan dikelola dengan baik. Manajemen sumber daya manusia sangat penting untuk keberhasilan organisasi karena modal manusia yang memiliki kualitas tertentu yang membuatnya berharga. Pendapat Neo memberikan pemahaman bahwa kualitas suatu organisasi berbanding lurus dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dengan demikian bahwa memperbaiki kualitas suatu organisasi bisa dilakukan dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah desain sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan yang efektif dari pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik karyawan lainnya untuk mencapai tujuan organisasi (Pynes, 2009:3). Pynes menekankan pada efektivitas penggunaan sumber daya manusia dalam perusahaan. Pencapaian tujuan suatu perusahaan memerlukan efektivitas penggunaan sumber daya manusia yang ada dalam suatu perusahaan. Efektivitas yang dimaksud oleh Pynes adalah bagaimana memanfaatkan 4 (empat) hal utama yang ada dalam setiap karyawan. Yaitu pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh karyawan. Kombinasi dari 4 (empat) hal tersebut menjadi pertimbangan utama dalam penempatan, pengelolaan dan penentuan kompensasi bagi karyawan, yang pada akhirnya akan menghasilkan efektifitas penggunaan sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan.
Pembahasan tentang sumber daya manusia (SDM) di Indonesia selayaknya menjadi topik utama dalam meningkatkan SDM Indonesia agar tidak tertinggal dalam menghadapi globalisasi. Dessler (2013:4) menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi terhadap karyawan, serta membangun hubungan antara tenaga kerja, antara kesehatan dan keselamatan, serta keadilan. Pendapat Dessler memiliki cakupan yang luas tentang SDM. Bagaimana memperoleh karyawan menjadi tugas awal untuk memperoleh modal tenaga kerja bagi perusahaan. Karyawan yang lolos seleksi kemudian dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan. Proses penilaian dilakukan setiap tahapan untuk mengukur kemampuan karyawan. Serta pemberian kompensasi yang sesuai dengan tanggungjawab yang diemban karyawan. Selain itu persoalan bagaimana membangun komunikasi antara karyawan, memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan serta keadilan merupakan tanggungjawab yang tidak terpisahkan dari alur proses manajemen sumber daya manusia. 

ref : silahkan email me

Aug 29, 2015

Merdeka itu apa?

Baru beberpa hari rasanya kita merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70 dengan segala kemeriahannya, bangsa ini masih banyak menyisahkan persoalan yang tak kunjung terselesaikan. Persoalan bangsa ini seakan hanya mejadi bahan berita hingga akhirnya menghasilkan persepsi masyarakat yang kemudian menjadi bahan  untuk memojokkan atau membunuh karakter "pemimpin" di ranah politis.

Persoalan bangsa ini sebenarnya terletak pada bagaimana niat dan realisasi kita sebagai bagian dari bangsa ini. Niat yang bagus yang kemudian dilaksanakan dengan kesungguhan akan menjadi solusi "balsem" yang mampu menyembuhkan segala penyakit bangsa ini.

Yang terjadi saat ini sebaliknya, ada banyak individu dengan segala kemampuannya, namun di level realisasi masih sangat jauh dari apa yang kita harapkan. Bahkan termasuk penulis yang sedang mencoba menjadi bagian dari bangsa ini dan mencoba untuk berperan sesuai porsi dan posisinya masing-masing, namun nyatanya tidak bisa berbuat apa-apa.

Contoh Proposal Usaha


RINGASAN EKSEKUTIF
 Coffee Corner merupakan nama sebuah kedai kopi yang kami pilih untuk memudahkan ingatan pelanggan. Sengaja kami menggunakan bahasa inggris agar supaya tetap menjadi tren di kalangan konsumen (mahasiswa) serta segmen kelas menengah (pebisnis).  Terletak di area  kampus di Jember yaitu Universitas Jember, Poltek Jember, Unmuh Jember, IKIP PGRI Jember dan STIE Mandala Jember, sangat strategis untuk menarik pelanggan, dengan mengusung konsep tradisional Coffee Shop kami siap menyediakan kopi tradisional untuk memenuhi tuntutan selera pelanggan.
Korelasi positif antara pendapatan mayoritas masyarakat Jember (petani kopi) dan kebutuhan pasar akan kopi serta dukungan area pemasaran membuat kami merasa perlu memanfaatkan kondisi tersebut. Peluang ini tidak boleh disia-siakan dan dibiarkan berlalu.
Strategi pemasaran dengan efek snow ball kami harapkan mampu memenuhi tuntutan marketing yaitu cepat dan tepat. Dukungan dari semua aspek : personel, tempat, strategi pemasaran pelayanan akan mempermudah kami memenuhi target yang telah ditetapkan. Dengan langkah-langkah strategis dan personal yang sudah terpercaya dibidangnya kami yakin bisa memenuhi target penjualan dan BEP kurang dari setahun.
Modal yang terbatas memaksa kami tidak memaksa langkah kami untuk terus berupaya agar menjadi lebih baik, bukan untuk pribadi tapi untuk masyarakat, lingkungan dan keuntungan ekonomis.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingkat stress yang semakin tinggi membuat masyarakat membutuhkan tempat untuk sekedar melepas lelah atau mencari tempat refreshing yang bisa menyegarkan suasana kembali.  Ke coffee shop atau kedai kopi menjadi salah satu pilihan favorit bagi masyarakat.  Di samping sudah menjadi budaya khusus di Indonesia, masyarakat terbukti mempunyai minat yang amat besar untuk mengunjungi tempat yang di gemari semua usia ini.
Pergeseran budaya membuat keberadaan coffee shop semakin di akui masyarakat. Peran media-media yang sering mensosialisasikan kedai kopi mendukung perkembangan warung khusus kopi ini.  Semula kedai kopi di jadikan sebagai tempat nongkrong atau sekedar ngobrol dengan teman tapi sekarang, kedai kopi mempunyai fungsi tambahan sebagai tempat untuk bertemu teman lama, relasi bisnis untuk membahas suatu bisnis tertentu bahkan menjadi ajang berkumpulnya berbagai kegiatan khusus semisal nonton bareng, dll. Keberadaan komunitas turun menyemarakkan perkembangan kedai kopi. Komunitas menjadi tempat berkumpul yang kemudian memanfaatkan sarana yang disediakan oleh kedai kopi sekaligus menjadi pangsa pasar yang layak untuk dioptimalkan. Komunitas sepeda onthell misalnya sering mengadakan acara yang mana komunitas ini masih meanfaatkan sarana umum seperti persimpangan, lapangan dll. Komunitas seperti ini harus dimanfaatkan, selain memiliki peluang untuk bekerjasama juga memiliki kebiasaan yang bisa mendukung terciptanya pangsa pasar bagi kedai kopi.
Beberapa kedai kopi menyediakan tempat khusus bagi yang sedang mempunyai agenda tertentu.  Disini pula, akhirnya perkembangan kedai kopi semakin pesat karena masyarakat bisnis sering bosan jika rapat di adakan di kantor saja tanpa ada perubahan suasana.
Coffee Corner sebagai salah satu kedai yang memiliki visi membuat produk-produk yang bermanfaat untuk refreshing. Dengan tagline Lebih Sederhana, Lebih Bersahabat. Coffee Corner menyajikan aneka menu kopi yang bervariasi dengan harga terjangkau sehingga bisa di kunjungi dan dinikmati semua kalangan masyarakat.
 Jember merupakan salah satu kota agraris, dimana sektor pertanian menyumbang lebih dari 35 % pendapatan daerah (BPS Kab Jember) dimana Kopi dan kakau merupakan penyumbang terbesar sektor pertanian. Di kota Jember terdapat universitas dimana banyak mahasiswa dari seluruh penjuru negeri dengan berbagai  budaya mereka berkumpul dalam satu wadah yaitu Jember. Jember memiliki banyak peminat dalam bidang pendidikan khususnya di dunia perkuliahan karena di Jember terdapat berbagai jenis perguruan tinggi di Indonesia (Universitas Jember, Poltek Jember, STAIN Jember, Unmuh Jember dan beberapa universitas swasta).
Para Mahasiswa sangat identik dengan yang namanya suntuk, galau, resah, dan gelisah, baik karena tugas, organisasi, dosen, dan persoalan kehidupan lain yang memungkinkan bagi mahasiswa untuk sejenak rileks dan menenangkan fikiran. Kami menawarkan tempat untuk refreshing di Coffee Corner diperuntukan bagi mahasiswa (sebagai awalan) dari penatnya berbagai aktivitas yang telah di jalani dengan nuansa santai dan di temani secangkir kopi.  
Coffee Corner direncanakan pertama kali di kota Jember.  Terletak di area  kampus di Jember yaitu Universitas Jember, Poltek Jember dan Unmuh Jember sangat strategis untuk menarik pelanggan, dengan mengusung konsep tradisional Coffee Shop. Coffee Corner juga menyediakan berbagai makanan pendamping yang memberi kesempatan kepada pelanggan untuk lebih santai namun tetap memberi kesan elegan.

B. Nama Perusahaan
Nama Perusahaan     : Coffee Corner
Alamat                        : Jalan Kalimantan No 76 Jember
Pemilik                        : Terserah
Alamat                        : Jl. Kalimantan X/111 Jember
Di jalan area kalimantan, jalan Mastrib, Jalan Jawa dan Riau merupakan area dimana mahasiswa tinggal (kos). Dari 4 jalan tersebut terdapat tidak kurang dari 45.000 mahasiswa. Dimana prosentase laki-laki (kita asumsikan yang minum kopi laki-laki) adalah 45% maka terdapat lebih dari 20000 mahasiswa laki-laki. Jumlah ini merupakan target utama dari pemasaran. Ditambah kalangan menengah dan pebisnis lokal kami maka jumlahnya akan sangat mendukung usaha ini.
 
C. Alasan
            Kopi merupakan hasil bumi yang sangat melimpah di Jember dan dari sudut pandang kesehatan, kopi memiliki banyak khasiat bagi mereka yang mengkonsumsinya. Beberapa khasiat kopi adalah mencegah penyakit diabetes hingga 50% dan kopi juga mengandung zat asam klorogenik dan trigonelin yang dapat meningkatkan insulin dan menghambat penyerapan glukosa dalam tubuh. Yang biasa orang ketahui adalah kopi dapat menyegarkan tubuh sehingga tidak mudah mengantuk karena memiliki zat kafein. Oleh karena itu banyak orang yang mengkonsumsi kopi, maka dari itu dapat kita manfaatkan selera masyarakat ini untuk menjadi sebuh peluang bisnis yang menguntungkan.

D. Tujuan
            Adapun tujuan dalam membuat proposal usaha ini adalah :
  1. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
  2. Untuk memaksimalkan hasil produk kopi masyarakat.
  3. Memasarkan hasil produk kepada masyarakat.
  4. Memperkenalkan hasil olahan sendiri agar masyarakat tahu bahwa kopi di kedai kami berbeda dengan yang sudah ada.
  5. Mengurangi tingkat pengangguran.

PERENCANAAN PEMASARAN

A.       Target Pemasaran
Pertama, target awal pemasaran adalah komunitas kos-kosan yang ada di sekitar kampus. Setiap kosan biasanya sudah terjalin relasi yang kuat antar individu. Komunitas ini menjadi target awal karena pola relasi sosial sudah terbangun antar individu. Pendekatan terhadap salah satu individu di beberapa komunitas kos-kosan akan menghasilkan dampak snowball yang memungkinkan untuk mempercepat pemasaran produk. Masuk akal kalau kemudian target awal pemasaran adalah komunitas mahasiswa berdasarkan kos-kosan.
Kedua, yang harus diketahui dalam memulai usaha adalah peluang pasar dimana produk ini dapat diterima. Karena produk yang kami tawarkan  bisa diterima disemua kalangan, sangat memungkinkan untuk mulai menarget pemasaran pada pebisnis tingkat lokal. Komunitas-komunitas lain yang ada di area kampus akan menjadi target pemasaran kedua dengan tidak mengabaikan masyarakat umum yang terbiasa lewat di area lokasi kedai.
Ketiga, dalam jangka panjang, kami akan mencoba untuk memperluas skala pemasaran dengan menargetkan untuk memperluas area berdasarkan teritori yaitu kabupaten.

B.       Promosi
Berikut ini adalah beberapa usaha yang bisa kami lakukan untuk mempromosikan kedai kopi kami :
  1. Membangun sebuah kedai yang dekat dengan kampus, ini adalah cara paling efektif karena jarak biasanya menjadi salah satu kendala bagi mahasiswa untuk hanghout. Biasanya mahasiswa mencari tempat yang ramai tetapi keramaian tersebut masih pada level setingkat,  sehingga pemilihan area kampus dengan memperhatikan jarak antar kampus di area Jember menjadi pertimbangan utama penentuan tempat kedai. Pemilihan tempat yang strategis akan mempermudah promosi produk yang ditawarkan.
  2. Lewat brosur dan rantai pesan (melalui sms, BBM, WA dan sosial program lainnya), hal ini dilakukan untuk mempercepat promosi sehingga  target konsumen bisa cepat didapat.
  3. Melalui internet atau sosial media online, cara ini efektif karena cukup memberikan informasi dengan skala yang lebih luas, karena  hampir semua mahasiswa membuka dan memiliki media sosial seperti facebook, Twitter, google+, yahoo, kaskus dll.
  4. Setiap pelanggan yang membawa rekannya dan memesan 3 (tiga) kopi akan mendapatkan gratis 1 (satu) cangkir kopi (buy 3 get 1 free) selama masa promosi.

C.        Analisis SWOT
1.         Strenghts (kekuatan)
ü  Harga kopi terjangkau oleh kalangan masyarakat
ü  Kualitas bahan baku baik dan terjamin
ü  Tersedia berbagai rasa dan berbagai jenis kopi
2.         Weakness (kelemahan)
ü  Susahnya mencari bahan baku yang baik dan berkualitas
ü  Mempertahankan pelanggan karena selera terhadap kopi bervariasi
3.         Opprtunity (peluang)
ü  Masyarakat yang konsumtif akan kopi banyak
ü  Permintaan pasar yang selalu meningkat
ü  Perubahan nilai minum kopi (dari orang tua menjadi segala usia)
4.         Threats (ancaman)
ü  Jumlah kompetitor yang terus meningkat
ü  Munculnya produk yang lebih unggul
ü  Kenaikan harga bahan baku untuk beberapa jenis kopi unggulan karena jumlahnya terbatas


D.       Struktur Organisasi




PROSES PEMBUATAN
            Proses pembuatan kopi ini tergolong mudah, bahkan hampir semua orang dapat membuatnya, namun ada beberapa cara dimana pembuat kopi dapat menciptakan kopi yang enak dari yang lainnya. Dalam proses pembuatannya dibutuhkan alat-alat yang diperlukan, diantaranya adalah :

A.       Alat
ü  Coffee Machine
ü  Alat pemanas air
ü  Cangkir dan Mug
ü  Blender

B.       Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kopi :
ü  Bubuk Kopi
ü  Susu cair
ü  Gula pasir
ü  Es Batu

C.        Proses Pengolahan
ü  Bubuk kopi + gula + susu + air (tergantung pesanan) di olah di Coffee Mechine
ü  Dan kopi pun siap dihidangkan
ü  Penjualan untuk barang  lainnya menyesuaikan

PERENCANAAN BISNIS
Analisa Keuangan
Analisis Keuangan Tahun Pertama
Modal Usaha

 Rp      51.856.000



Overhead
 Rp            470.000

Pengeluaran
 Rp        4.000.000

Bahan Baku
 Rp        2.660.000
 Rp        7.130.000
Penjualan

 Rp      12.900.000
Pendapatan

Rp        5.770.000
Rincian lengkap keuangan bisa di lihat di lampiran. Laba bersih perbulan adalah Rp. 5.770.000. BEP/Balik Modal ≈ 9 bulan
 

PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat,. Besar harapan kami agar proposal ini menjadi bahan pertimbangan sebagai dasar untuk bekerjasama.
Rincian biaya
Modal Usaha

Harga satuan
Kebutuhan
Biaya Total
Sewa tempat (pertahun)
 Rp      25.000.000
1
 Rp      25.000.000
Desain Ruangan
 Rp        5.000.000
1
 Rp        5.000.000
Bar Tender
 Rp        4.500.000
1
 Rp        4.500.000
Lemari gantung 2 pintu
 Rp            456.000
1
 Rp            456.000
Lemari es
 Rp        2.000.000
1
 Rp        2.000.000
Coffee mechine
 Rp            450.000
1
 Rp            450.000
Cangkir
 Rp              25.000
30
 Rp            750.000
Gelas
 Rp              12.000
30
 Rp            360.000
Latte Art tools
 Rp              25.000
3
 Rp              75.000
Furniture
 Rp        3.000.000
1
 Rp        3.000.000
Sendok (12 buah)
 Rp              35.000
4
 Rp            140.000
Baki
 Rp              25.000
3
 Rp              75.000
LCD TV 41"
 Rp        2.500.000
1
 Rp        2.500.000
Blender
 Rp            500.000
1
 Rp            500.000
Sound
 Rp        1.500.000
1
 Rp        1.500.000
PC Set + program kasir
 Rp        5.000.000
1
 Rp        5.000.000
Pemasangan awal Jaringan TV
 Rp            250.000
1
 Rp            250.000
Kebutuhan Lain
 Rp            300.000
1
 Rp            300.000
Total

Rp      51.856.000

Overhead

Harga Satuan
Kebutuhan
Total
WIFI
Rp            250.000
1
Rp            250.000
Jar Listrik
Rp            200.000
1
Rp            200.000
TV
Rp              20.000
1
Rp              20.000




Total

Rp            470.000

Pengeluaran

Satuan
Kebutuhan
Total
Gaji karyawan
 Rp            500.000
5
 Rp        2.500.000
Biaya operasional lain
 Rp              50.000
30
 Rp        1.500.000




Total

Rp        4.000.000

Bahan Baku

Harga Satuan
Kebutuhan
Total
Bubuk kopi
 Rp              20.000
30
 Rp            600.000
Gula
 Rp              10.000
50
 Rp            500.000
Air
 Rp              10.000
50
 Rp            500.000
Susu
 Rp            100.000
1
 Rp            100.000
Es kristal
 Rp                1.000
60
 Rp              60.000
Bahan baku lain
 Rp              30.000
30
 Rp            900.000




Total

Rp        2.660.000

Penjualan

Harga
Target/bulan
Total
Kopi classic (30 unit x 30)
 Rp               3.000
900
 Rp      2.700.000
Kopi Spesial (20 unit x 30)
 Rp               5.000
600
 Rp      3.000.000
Kopi susu (30 unit x 30)
 Rp               4.500
600
 Rp      2.700.000
Es Jeruk  (20 unit x 30)
 Rp               2.000
600
 Rp      1.200.000
Es susu (15 unit x 30)
 Rp               4.000
450
 Rp      1.800.000
Penjualan lain
 Rp             50.000
30
 Rp      1.500.000




Total

Rp    12.900.000

Tulisan Baru

Jamur Tiram peluang dan manfaatnya

  Jamur tiram merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh dengan mudah pada media kayu lapuk, dapat dikonsumsi serta bernilai ekonomi. ...