Sep 5, 2015

Kepemimpinan-hasil riset yang terlupakan

Kepemimpinan selalu diakaitkan dengan pemimpin. Makna kata “kepemimpinan” erat kaitannya dengan makna kata “memimpin”. Kata memimpin mengandung makna kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu organisasi sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kouzes (2007:8) menjelaskan tentang kepemimpinan adalah bagaimana dapat merebut peluang untuk memberi solusi terbaik pada orang lain dan membimbing mereka untuk mencapai tujuan yang sangat menantang. Kouzes menitik beratkan pada solusi yang bisa diberikan kepada karyawan ketika ada persoalan yang terjadi. Solusi yang ditawarkan sebisa mungkin mampu membawa organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Lebih lanjut Kouzes (2007:15) membatasi kepemimpinan pada prilaku bukan sifat yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah bagaimana pemimpin tersebut berprilaku ketika ada masalah yang dihadapi oleh organisasi yang dia pimpin. 

Robbins (2013 : 368) memberikan arti kepemimpinan sebagai berikut: kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran. Target utama dari setiap organisasi adalah tujuan awal yang telah dicanangkan. Kemampuan Pemimpin menjadi tidak bisa diabaikan jika keinginan dalam mencapai tujuan menjadi suatu keharusan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin akan menjadi penentu sehingga setiap individu dalam organisasi tersebut mampu memfungsikan diri sesuai dengan porsi dan posisinya masing-masing secara maksimal. Dalam buku yang berbeda Robbins (2013:300) memaknai kepemimpinan dari sudut pandang manajerial. Robbin mendefinisikan pemimpin sebagai seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dan yang memiliki otoritas manajerial. Otoritas yang dimiliki manajer, kemudian dilimpahkan dalam bentuk taggung jawab yang dibebankan kepada karyawan/bawahan, dan tanggungjawab tersebut yang harus diselesaikan oleh karyawan. Pencapaian tujuan perusahaan adalah tergantung penyelesaian tanggung jawab yang dibebankan kepada karyawan tersebut. 

Hal senada juga disampaikan oleh Schermerhorn (2010:306) yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk memberikan pemahaman dan persetujuan tentang apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya, dan proses memfasilitasi individu maupun kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks pemahaman ini, kepemimpinan memberikan pemahaman kepada karyawan tentang persoalan yang perlu dilakukan serta bagaimana melakukan kegiatan dalam pencarian solusi untuk mencapai tujuan organisasi. Sepintas pemahaman Schermerhorn tentang kepemimpinan memang mengesankan hanya pada “pemahaman” secara konseptual, namun lebih lanjut seorang pemimpin diwajibkan juga untuk memberikan “cara” atau solusi yang jelas tantang persoalan-persoalan, tata kerja dan langkah kongkrit dalam setiap persoalan yang dihadapi di perusahaan. Tujuan akhir atas peran kepemimpinan adalah pencapaian tujuan yang menjadi target perusahaan. Sedangkan menurut Tucker dalam Syafarudin (2002:49) mengemukakan bahwa kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi atau mendorong seseorang atau sekelompok orang agar bekerja secara sukarela untuk mencapai tujuan tertentu atau sasaran dalam situasi tertentu. 

Dalam aspek kepemimpinan sebagai pemberi inspirasi, Schermerhorn (2010:321) mengelompokkan kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu : kepemimpinan karismatik, kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional. 

Secara teoritis dan empirik telah banyak dikaji dan dijelaskan mengenai peran kepemipinan dalam berbagai aspek dan sudut pandang. Riset banyak menyimpulkan bahwa kepemimpinan banyak menjadi faktor penentu keberhasilan baik dalam skala kecil aupun besar, celakanya, semua riset yang dihasilkan hanya menjadi tumpukan kertas usang yang ditata dimasing-masing universitas, tanpe pernah diterapkan dilembaga yang ada di bangsa ini.

ref : silahkan email me

Peran MSDM bagi perusahaan-sebuah pengantar


Persoalan sumber daya manusia masih menjadi pusat perhatian bagi suatu organisasi atau perusahaan untuk dapat bertahan di era globalisasi yang diiringi dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi atau perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Neo (2011:2) menyebutkan bahwa sebuah organisasi bisa menjadi yang terbaik jika semua persoalan HRD dipraktekkan dan dikelola dengan baik. Manajemen sumber daya manusia sangat penting untuk keberhasilan organisasi karena modal manusia yang memiliki kualitas tertentu yang membuatnya berharga. Pendapat Neo memberikan pemahaman bahwa kualitas suatu organisasi berbanding lurus dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dengan demikian bahwa memperbaiki kualitas suatu organisasi bisa dilakukan dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah desain sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan yang efektif dari pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik karyawan lainnya untuk mencapai tujuan organisasi (Pynes, 2009:3). Pynes menekankan pada efektivitas penggunaan sumber daya manusia dalam perusahaan. Pencapaian tujuan suatu perusahaan memerlukan efektivitas penggunaan sumber daya manusia yang ada dalam suatu perusahaan. Efektivitas yang dimaksud oleh Pynes adalah bagaimana memanfaatkan 4 (empat) hal utama yang ada dalam setiap karyawan. Yaitu pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh karyawan. Kombinasi dari 4 (empat) hal tersebut menjadi pertimbangan utama dalam penempatan, pengelolaan dan penentuan kompensasi bagi karyawan, yang pada akhirnya akan menghasilkan efektifitas penggunaan sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan.
Pembahasan tentang sumber daya manusia (SDM) di Indonesia selayaknya menjadi topik utama dalam meningkatkan SDM Indonesia agar tidak tertinggal dalam menghadapi globalisasi. Dessler (2013:4) menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi terhadap karyawan, serta membangun hubungan antara tenaga kerja, antara kesehatan dan keselamatan, serta keadilan. Pendapat Dessler memiliki cakupan yang luas tentang SDM. Bagaimana memperoleh karyawan menjadi tugas awal untuk memperoleh modal tenaga kerja bagi perusahaan. Karyawan yang lolos seleksi kemudian dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan. Proses penilaian dilakukan setiap tahapan untuk mengukur kemampuan karyawan. Serta pemberian kompensasi yang sesuai dengan tanggungjawab yang diemban karyawan. Selain itu persoalan bagaimana membangun komunikasi antara karyawan, memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan serta keadilan merupakan tanggungjawab yang tidak terpisahkan dari alur proses manajemen sumber daya manusia. 

ref : silahkan email me

Tulisan Baru

Jamur Tiram peluang dan manfaatnya

  Jamur tiram merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh dengan mudah pada media kayu lapuk, dapat dikonsumsi serta bernilai ekonomi. ...