Apr 11, 2021

Kualitas Pendidikan - Kajian Empiris

Mengukur keberhasilan proses pendidikan tidak bisa dimaknai hanya dari sisi output yang dilihat dari ukuran Indek Prestasi Kumulatif (IPK) akan tetapi perlu melihat proses dan kualitas input. Dari sisi input, calon peserta didik bisa masuk melalui jalur: PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan), UMPN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri), Mandiri dan jalur Bidikmisi. Setiap jalur masuk memiliki karakter berbeda sehingga berdampak pada perbedaan ukuran dalam menentukan kelayakan calon mahasiswa untuk diterima. Karakter dan alat ukur input yang berbeda jika melalui proses yang sama seharusnya akan memberikan output yang berbeda juga. 

Hasil kajian yang dilakukan oleh Sardjito dkk (2013) hanya efektif untuk menjaring mahasiswa pada kelompok prestasi akademik menengah/sedang. Lebih lanjut disimpulkan bahwa perlu melakukan evaluasi seleksi sehingga benar-benar mampu menjaring mahasiswa baru karena tidak terdapat korelasi yang signifikan terhadap faktor-faktor penentu kelulusan saat dilakukan seleksi mahasiswa melalui jalur PMDK.  

Hasil kajian yang dilakukan oleh Kurnia (2011) menyimpulkan bahwa penentu keberhasilan akademik mahasiswa dari sisi input adalah asal sekolah, rata-rata nilai UN dan kesesuaian jurusan yang dipilih berdasarkan jurusan pada jenjang pendidikan sebelumnya. Hasil yang sama untuk faktor nilai UN dilakukan oleh Ferdhiana dkk (2015), Mastuti (2007), Daruyani, dkk (2013) dan Napiyah (2014). Selain melihat nilai UN, Napiah (2014) juga menyimpulkan bahwa nilai sekolah menjadi faktor penentu keberhasilan akademik mahasiswa. Hasil kajian yang dilakukan oleh Lodang dan Palennari (2010); Ginting dan Yuliawan (2012); Jensen dan Moore (2008); dan Iryanti dkk (2014) menyimpulkan berbeda, bahwa tidak ada korelasi antara nilai UN dengan IPK yang dihasilkan. Karyanah (2015) menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara asal jurusan dengan hasil belajar mahasiswa. 

Kajian empiris diatas memosisikan berbeda tentang keberhasilan mahasiswa yang dilihat dari IPK. Nilai UN (Kurnia, 2011; Ferdhiana dkk, 2015; Mastuti, 2007; Daruyani, dkk 2013; ‘Alim, 2016; Napiah, 2014; Gadzella et al, 2002), nilai ujian sekolah (Napiah, 2014), jurusan dan asal sekolah (Kurnia, 2011) menjadi penentu keberhasilan akademik mahasiswa sedangkan (Lodang dan Palennari, 2010; Ginting dan Yuliawan 2012; Jensen dan Moore, 2008) menyimpulkan bahwa UN, jurusan (Karyanah, 2015) dan asal sekolah (Mahmuda, 2014) tidak bisa dijadikan ukuran keberhasilan akademik mahasiswa.

Berdasarkan kajian empiris diatas dapat disimpukan bahwa faktor nilai ujian nasional, Nilai ujian sekolah, asal sekolah dan jurusan diduga sebagai faktor penentu keberhasilan akademik mahasiswa.

Tulisan Baru

Jamur Tiram peluang dan manfaatnya

  Jamur tiram merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh dengan mudah pada media kayu lapuk, dapat dikonsumsi serta bernilai ekonomi. ...