Apr 24, 2024

Jamur Tiram peluang dan manfaatnya

 

Jamur tiram merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh dengan mudah pada media kayu lapuk, dapat dikonsumsi serta bernilai ekonomi. Genus pleurotus, merupakan jamur tiram banyak dibudidayakan oleh petani. Jamur tiram putih tergolong pangan nabati dengan kandungan berprotein dan gizi. Jamur tiram merupakan alternatif pengganti sumber protein dengan kandungan proteinnya yang cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4% setiap 100 gram berat jamur tiram. Menurut catatan dari Widyastuti (2013) Jamur tiram juga mengandung vitamin penting terutama kelompok vitamin B, mengandung mineral tinggi yaitu kalium (K), fosfor (P), Natrium (Na), magnesium (Mg) dan kalsium (Ca). 

https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/untung-menggiurkan-peluang-bisnis-budidaya-jamur-yang-menarik-dicoba
Gambar Jamur Tiram - ukmindonesia.id

Secara alamiah, jamur tiram bisa tumbuh di alam bebas. Tetapi ada juga yang dibudidayakan, menggunakan media seperti serbuk kayu, dengan pembungkus plastik atau lebih dikenal baglog. Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Ada syarat-syarat untuk jamur tiram dalam proses budidaya. Jamur tiram dapat tumbuh secara optimum pada rentang suhu 26 - 28°C, sedangkan pertumbuhan miselium pada suhu 28 -30°C, kelembaban udara 80-90% dan pH media tanam yang agak masam antara 5 – 6 data dari ppid.pertanian.go.id.

Ide bisnis jamur tiram memberikan tantangan sekaligus peluang untuk dibudidayakan. Banyak referensi bisnis yang fokus membahas budidaya dan proses bisnis jamur tiram. Persoalan utama terdapat pada kemauan dan konsistensi dalam berwirausaha. Produk turunan jamur tiram juga masih luas misalnya dijadikan berbagai masakan, bisa juga sayur mayur, menjadi keripik, atau juga sebagai camilan renyah. Prospek ini bisa memberikan peluang lebih besar bagi para petani untuk memenuhi permintaan konsumen.

Apr 14, 2023

Sistem Akuakultur

Akuakultur menggunakan air sebagai komponen utamanya. Kualitas dan kuantitas hasil dalam sistem akuakultur sangat ditetukan oleh kualitas air sebagai komponen utama akuakultur. Kualitas air berbanding terbalik dengan lama budidaya akuakultur. Seperti halnya budidaya ikan nila, semakin lama, akumulasi sisa pakan ikan akan menyebabkan manurunkan kualitas air karena rendahnya sirkulasi pergantian air (Tchobanoglous dan Burton, 1991 dalam Radhiyufa, 2011). Hasil kajian Panggabean et al (2016) menyimpulkan bahwa Penambahan pupuk hayati cair dalam air media pemeliharaan belum menunjukkan peranan yang berarti terhadap kualitas air, dan tidak berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan efisiensi pakan ikan nila. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati tidak menjadi solusi perbaikan kualitas air, sehingga diperlukan solusi lain agar bertambahnya waktu kualitas air tetap stabil dalam rangka mendukung pertumbuhan ikan.

Ikan nila mudah dibudidayakan, karena lebih tahan penyakit dan sangat mudah meningkatkan daya tahan diri pada perubahan lingkungan yang ekstrim.  Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization) menyatakan bahwa produk perikanan merupakan sumber protein hewani yang universal, tidak menimbulkan penyakit, mencerdaskan dan menyehatkan. Tahun 2018 diperkirakan produksi ikan air tawar dapat menyalip produksi perikanan tangkap. Bahkan, tahun 2021 kebutuhan ikan air tawar diperkirakan mencapai 172 juta ton, naik lebih 15% dari kebutuhan rata-rata selama ini (Admin Puslatluh KP, 2018).

Riset yang memosisikan kualitas air sebagai faktor penting dalam pertumbuhan ikan nila dilakukan oleh Pramleonita et al (2018); Panggabean et al (2016);  Salsabila dan Suprapto (2018); Marrie et al (2018) dan Djunaedi et al (2016). Kajian yang dilakukan oleh ramleonita et al (2018) dan Panggabean et al (2016) fokus pada karakteristif fisik dan kimia, sementara kajian yang dilakukan oleh Djunaedi et al (2016) dan Marrie et al (2018) fokus pada budidaya intensif dengan menggunakan padat penebaran dan jumlah pakan yang tinggi.

Karakteristik fisik terhadap kualitas air meliputi; warna, suhu dan kecarahan. Karakteristik kimia meliputi: pH, disolved Ogxygen (DO), Kesadahan total dan karbon dioksida (CO2) (Pramleonita et al, 2018). Dimensi pengukuran kualitas air mengacu pada hasil riset yang dilakukan oleh Pramleonita et al (2018) dengan menjadikan 8 indikator tersebut sebagai dimensi kualitas air. Dimensi kualitas ikan nila adalah ukuran fisik ikan nila.

Penggunaan filter dalam budidaya ikan untuk menjaga kualitas air belum banyak dilakukan. Penggunaan filter untuk menjaga kualitas air banyak dilakukan pada level budidaya ikan budidaya ikan hias. Undergravel airlift pump merupakan sistem filter sederhana dengan menggunakan pendorong udara dari airasi. Undergravel filter murah, efektif dan bahannya mudah didapatkan Priono dan Satyani (2012). Lebih lanjut Priono dan Satyani (2012) menjelaskan bahwa undergravel filter berupa plate atau lembaran plastik yang berlubang lubang, di desain untuk ditempatkan di bawah gravel atau kerikil atau pasir kasar. Hasil kajian Hariyanto et al (2018) menyimpulkan bahwa penerapan undergravel filter mampu menjernihkan air atau crystal clear. Selain itu undergravel filter mampu menghasilkan sistem filter biologi yang baik dimana bakteri pengurai yang hidup di atas undergravel menguraikan kotoran-kotoran menjadi lebih halus.

 Berdasarkan paparan di atas, pembudidayaan ikan nila memerlukan kualitas air yang cocok untuk siklus hidup ikan nila. Kualitas air meliputi parameter fisik dan kimia. Parameter fisik kualitas air meliputi; warna, suhu dan kecarahan. Parameter kimia meliputi: pH, disolved Ogxygen (DO), Kesadahan total dan karbon dioksida (CO2).  Parameter kualitas ikan nila ditentukan ukuran ikan nila setelah proses pembudidayaan. Menjaga kualitas air secara empirik bisa dilakukan dengan menyediakan sistem yang baik dengan menerapkan filter dalam sistem akuakultur. Salah satu cara menjaga kualitas air adalah dengan menggunakan undergravel filter dengan memanfaatkan airlift pump sebagai pendorong utama dalam mengalirkan air.

Apr 11, 2021

Kualitas Pendidikan - Kajian Empiris

Mengukur keberhasilan proses pendidikan tidak bisa dimaknai hanya dari sisi output yang dilihat dari ukuran Indek Prestasi Kumulatif (IPK) akan tetapi perlu melihat proses dan kualitas input. Dari sisi input, calon peserta didik bisa masuk melalui jalur: PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan), UMPN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri), Mandiri dan jalur Bidikmisi. Setiap jalur masuk memiliki karakter berbeda sehingga berdampak pada perbedaan ukuran dalam menentukan kelayakan calon mahasiswa untuk diterima. Karakter dan alat ukur input yang berbeda jika melalui proses yang sama seharusnya akan memberikan output yang berbeda juga. 

Hasil kajian yang dilakukan oleh Sardjito dkk (2013) hanya efektif untuk menjaring mahasiswa pada kelompok prestasi akademik menengah/sedang. Lebih lanjut disimpulkan bahwa perlu melakukan evaluasi seleksi sehingga benar-benar mampu menjaring mahasiswa baru karena tidak terdapat korelasi yang signifikan terhadap faktor-faktor penentu kelulusan saat dilakukan seleksi mahasiswa melalui jalur PMDK.  

Hasil kajian yang dilakukan oleh Kurnia (2011) menyimpulkan bahwa penentu keberhasilan akademik mahasiswa dari sisi input adalah asal sekolah, rata-rata nilai UN dan kesesuaian jurusan yang dipilih berdasarkan jurusan pada jenjang pendidikan sebelumnya. Hasil yang sama untuk faktor nilai UN dilakukan oleh Ferdhiana dkk (2015), Mastuti (2007), Daruyani, dkk (2013) dan Napiyah (2014). Selain melihat nilai UN, Napiah (2014) juga menyimpulkan bahwa nilai sekolah menjadi faktor penentu keberhasilan akademik mahasiswa. Hasil kajian yang dilakukan oleh Lodang dan Palennari (2010); Ginting dan Yuliawan (2012); Jensen dan Moore (2008); dan Iryanti dkk (2014) menyimpulkan berbeda, bahwa tidak ada korelasi antara nilai UN dengan IPK yang dihasilkan. Karyanah (2015) menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara asal jurusan dengan hasil belajar mahasiswa. 

Kajian empiris diatas memosisikan berbeda tentang keberhasilan mahasiswa yang dilihat dari IPK. Nilai UN (Kurnia, 2011; Ferdhiana dkk, 2015; Mastuti, 2007; Daruyani, dkk 2013; ‘Alim, 2016; Napiah, 2014; Gadzella et al, 2002), nilai ujian sekolah (Napiah, 2014), jurusan dan asal sekolah (Kurnia, 2011) menjadi penentu keberhasilan akademik mahasiswa sedangkan (Lodang dan Palennari, 2010; Ginting dan Yuliawan 2012; Jensen dan Moore, 2008) menyimpulkan bahwa UN, jurusan (Karyanah, 2015) dan asal sekolah (Mahmuda, 2014) tidak bisa dijadikan ukuran keberhasilan akademik mahasiswa.

Berdasarkan kajian empiris diatas dapat disimpukan bahwa faktor nilai ujian nasional, Nilai ujian sekolah, asal sekolah dan jurusan diduga sebagai faktor penentu keberhasilan akademik mahasiswa.

Mar 13, 2020

Pemasaran alamiah di masyarakat kita

Mereka yang mampu bertahan dan menang dalam persaingan adalah mereka yang mampu membaca peluang pasar serta mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengusaha harus mampu memenuhi kebutuhan konsumen, tidak bisa dipungkiri bahwa konsumen merupakan sumber profit mereka. Memilih pemasaran yang baik dalam menjalankan suatu usaha merupakan cara yang tepat agar tetap eksis dalam persaingan dan produknya bisa dikenal dan diminati konsumen.
Pemasaran yang sering terjadi disekitar masyarakat secara alamiah sering terjadi dan biasanya disebut sebagai WOM. Pemasaran WOM ini termasuk sederhana, tidak membutuhkan biaya besar namun tingkat efektifitasnya sangat besar, khususnya pada produk yang bersifat makanan khas oleh-oleh dari suatu daerah, misalnya pusat oleh-oleh khas dari Kota Banyuwangi.
Karakteristik masyarakat Indonesia yang suka berkumpul dan bersosialisasi untuk bercerita akan hal-hal yang mereka sukai dan alami sangat relevan dengan jenis produk ini yang pada umumnya dibeli oleh konsumen untuk kepentingan sebagai buah tangan bagi mereka yang akan melakukan kunjungan atau bersosialisasi dengan rekan maupun keluarga yang berada di luar Kota Banyuwangi.
Paparan  diatas memungkinkan pemasar untuk terus memperbaiki kinerja pemasaran dengan memanfaatkan kondisi sosial yang ada di masyarakat di Indonesia. Selamat Berjuang ...

Tulisan Baru

Jamur Tiram peluang dan manfaatnya

  Jamur tiram merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh dengan mudah pada media kayu lapuk, dapat dikonsumsi serta bernilai ekonomi. ...